Jumat, 02 Januari 2009

kenapa koq matematika ???

Sebuah pemikiran awam tentang matematika saat ini adalah kenapa harus matematika yang ada di setiap lingkup kehidupan, bahkan dari hal yang kecil-kecil kita harus berurusan dengan angka ( bilangan ) yang tidak lain adalah matematika.

Untuk berkehidupan yang layak dan bisa berkomunikasi kita selalu tidak lepas dari matematika, proses jual beli dan perekonomian akan mengalami kesulitan dalam menetukan apakah kita akan mengalami kerugian ataupun keuntungan yang besar.

Inti matematika adalah logika, apa itu logika?

Logika berasal dari kata Yunani kuno yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.

Macam-macam logika

Logika alamiah

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.

Logika ilmiah

Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.

Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.

Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.

Logika masuk kedalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.

Puncak logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).

Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.

Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.

Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.

Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.

Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.

Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

Sebuah masalah besar yang dihadapi siswa dalam belajar matematika adalah kurangnya pengalaman saat mempelajari matematika, pengalaman yang berarti adalah siswa kurang aktif dalam mempelajari matematika, banyak waktu tersedia tetapi untuk berlatih belajar matematika saja tidak tersisa waktu. Agar bisa mengerti matematika dibutuhkan ketajaman berpikir, tanpa adanya keaktifan untuk berlatih dan terus berlatih maka otak manusia akan tumpul, sering lupa, malaz, otak manusia harus di asah supaya tajam dengan cara latihan dan latihan di setiap lingkup kehidupan. Padahal sangat mudah untuk belajar matematika, karena setiap lingkup kehidupan kita tidak jauh dari matematika.

“Dunia nyata tidak hanya sebagai sumber matematika, tetapi juga sebagai tempat untuk mengaplikasikan kembali matematika.” Gusti ( 2002 : 644).

Untuk mempelajari matematika sangat mudah, sudah tersedia di sekitar kita dan kita juga pasti akan mengaplikaskannya di dunia sekitar kita juga, karena hal itu adalah seperti titik-titik yang saling berkejar-kejaran dan membentuk garis lengkung berupa sebuah lingkaran. Tidak terpotong dan tidak ada ujungnya, berawal dari satu tempat dan kembali lagi ketempat tersebut. Terus selalu berputar-putar.

Van De Hanzel Panhuizen ( dalam Gusti : 2002 : 642 ), “Bila anak belajar matematika terpisah dari kehidupan sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika.”

Berdasarkan pendapat Van De Hanzel Panhuizen tersebut kita bisa gunakan metode belajar RME ( Realistic Mathematic Education ), yaitu pembejaran yang berdasarkan pada kehidupan sehari-hari siswa, siswa akan dapat belajar dari kehidupan dan mengaplikasikan kepandaian juga untuk kehidupan. Siswa akan dituntut untuk bisa belajar matematika secara real ( nyata ) dalam kehidupan, siswa akan mampu menunjukkan contoh konkret matematika.

Kenapa harus Matematika ???

Karena hidup adalah untuk belajar matematika dan matematika untuk menjalani kehidupan. Matematika adalah hal nyata.